Siapa yang udah terbiasa positive thinking? Atau malah bawaannya negative thinking melulu sama temen, pacar, bahkan bonyok??? Ups!
Si positive thinking ini lahir dari aliran psikologi, positive psychology. Dan berkembanglah dia jadi terkenal sekarang ini. “Positive thinking itu kita berpikir mengenai sisi yang baik dari segala hal, tapi banyak remaja yang salah kaprah sama hal ini,” ungkap psikolog cantik Mbak Zoya Amirin, M. Psi ini.
Berpikir positif ini susah-susah gampang kok, asal tahu caranya aja, emang nggak mudah sih kalo kita dihadapkan banyak masalah, ada ulangan dadakan aja bawaannya udah negatif, mikirnya yang jelek, pas kelar ujian terjadi deh, nilai lo nggak bagus karena lo udah mikir nggak bakal dapat nilai 100. Hal-hal yang kita pikirkan secara nggak langsung bisa mempengaruhi tindakan kita, nah udah gitu hasil dari tindakan itu sesuai dengan apa yang kita pikirkan.
Kadang kita menerima aja kalo disalah-salahkan sama guru atau diejek secara keterlaluan sama teman sendiri. Padahal yang namanya bersikap positive thinking itu juga bisa jengkel kalo digitun sama orang-orang terdekat kita, tapi kenali dulu sebab masalahnya dulu, biar nggak terjadi salah paham.
Kayak si Astrid, penyanyi yang baru aja ngeluarin album ini, “Gue selalu berpikir positif dalam semua hal, meski ada gosip yang enak yang bikin jengkel tapi gue masih punya keluarga dan teman-teman untuk tempat berbagi”.
Cara Astrid emang bisa dicoba tuh, sharing sama orang terdekat bisa mengurangi beban, alhasil menubah pikiran kita jadi positif. Menurut Mbak Zoya cara kita positive thinking bisa:
1. Kita sah-sah aja kok mengeluarkan emosi kalo emang lagi jengkel sama seseorang, sebaiknya hadapi dan selesaikan masalah dengan orang itu, kalo jengkel dan marahnya cuma ditahan tapi dibalik itu kita ngomel-ngomel nggak jelas, itu namanya jiwa kita nggak sehat.
2. Instrospeksi diri, kenapa orang lain benci atau menghina kita terus-terusan, apakah itu salah kita atau orang itu yang sirik karena kita lebih baik dari dia.
3. Asertif, bersikap asertif sangat diperlukan dalam positive thinking, kenapa? Karena saat kita lagi dapat tekanan dari teman atau guru, misal teman nggak mau ngajak jalan lagi atau guru kita ngasih tugas bejibun padahal tugas itu bisa dibagi-bagi ke teman-teman lain, kita bisa bersikap tegas dan utarakan pandangan kita yang nggak sesuai dengan mereka.
1. Kita sah-sah aja kok mengeluarkan emosi kalo emang lagi jengkel sama seseorang, sebaiknya hadapi dan selesaikan masalah dengan orang itu, kalo jengkel dan marahnya cuma ditahan tapi dibalik itu kita ngomel-ngomel nggak jelas, itu namanya jiwa kita nggak sehat.
2. Instrospeksi diri, kenapa orang lain benci atau menghina kita terus-terusan, apakah itu salah kita atau orang itu yang sirik karena kita lebih baik dari dia.
3. Asertif, bersikap asertif sangat diperlukan dalam positive thinking, kenapa? Karena saat kita lagi dapat tekanan dari teman atau guru, misal teman nggak mau ngajak jalan lagi atau guru kita ngasih tugas bejibun padahal tugas itu bisa dibagi-bagi ke teman-teman lain, kita bisa bersikap tegas dan utarakan pandangan kita yang nggak sesuai dengan mereka.
Kalo kita positive thinking pasti kita jadi orang yang menyenangkan buat orang lain deh, diajak gaul oke, diajak ngobrol asik, kemana-mana bawaannya fun. Karena kalo kita gembira, kita menyalurkan energi positif itu ke orang lain.
Dampaknya kita bakal dipercaya bonyok, misal dipercaya bawa mobil sendiri. Disayang guru, dan bukan nggak mungkin, dijamin kita dikerubutin cewek-cewek. Menyenangkan kan? Meski tampang pas-pasan kita bisa jadi trendsetter! Karena apapun yang kita pakai selalu oke.
source : haiMagz
Sankyuu. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar