Selasa, 16 Agustus 2011

Rahasia Buah Kurma

Kita pasti sudah familiar dengan buah yang satu ini. Bentuknya kecil, agak kering dan keriput, berwarna cokelat kehitaman, terus rasanya manis. Biasanya, buah ini nyelip di antara es buah dan cemilan buat berbuka puasa yang tersaji di atas meja makan. Dan, biasanya juga, bokap-nyokap akan menyarankan kita memakan buah kurma ini terlebih dahulu saat waktu berbuka tiba.
   Well, apa yang disarankan oleh bokap-nyokap tersebut benar banget. Sebab, kurma memang makanan pembuka yang sehat di bulan puasa. Soalnya, selain energinya sangat tinggi, kurma juga mengandung komponen gizi lain yang cukup baik.
   Saat kita berpuasa, asupan energi dalam tubuh kita akan berkurang sampai 20 hingga 30 persen. Makanya, kita jadi lebih gampang lemas dan lelah. Nah, saat berbuka, kita perlu asupan gula yang dapat segera diabsorbsi ke dalam tubuh untuk menggantikan asupan energi yang kurang. Dan, buah kurma memiliki kandungan gula sangat tinggi. Dalam per 100 gram buah kurma, terdapat 70 sampai 73 persen gula.
   Penyerapan gula dari buah kurma oleh tubuh juga cukup cepat. Sekitar 45 sampai 60 menit saja, kalau dibandingkan daya absorpsi pati pada nasi yang memerlukan waktu berjam-jam. ltu sebabnya, buah kurma disebut-sebut sebagai makanan yang bisa membuat badan kita kembali bugar setelah berpuasa, dalam waktu relatif singkat.
   Ssst…, buah kurma juga mengandung vitamin yang cukup tinggi, lho! Setiap 100 gram buah kurma mengandung vitamin A sebesar 50 IU, tiamin 0,09 mg, ribofalvin 0,1 mg, dan niasin 2,20 mg. Selain itu, ada juga vitamin D, E, K, dan lemak baik yang terkandung dalam buah kurma. Semua vitamin ini, nih, yang dapat meningkatkan kebasaan lambung yang terlalu asam setelah 13-14 jam nggak kemasukan makanan dan minuman!
   Itu saja? Oh, masih ada lagi! Buah kurma juga mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti magnesium dan kalium. Magnesium berfungsi membantu fungsi saraf dan otot, termasuk pengaturan irama jantung agar tetap normal. Pada 100 gram buah kurma terdapat sekitar 34 miligram magnesium.
   Kalau kalium (potasium), fungsinya antara lain untuk memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan membantu memperlancar keseimbangan cairan tubuh. Bikin otak tetap encer di saat berpuasa! Dan, di dalam 100 gram kurma terkandung 666 miligram kalium, tuh.
   So, mulai hari ini ayo kita berbuka puasa dengan makan buah kurma.

Kamis, 11 Agustus 2011

Lima 'sabetan' di Bulan Puasa

Sabet bisa berarti mencambuk. Sabetan, artinya cambukan. Tapi dalam bahasa anak Jakarta, sabetan dapat bermakna perolehan. Nah, di bulan Ramadhan ini, siapa pun yang berpuasa dengan benar, setidaknya bakal mendapat lima sabetan. 
  • Sabetan yang pertama, seseoranga kan lebih percaya diri. Ini bisa terjadi karena dalam bulan puasa, seseorang terlatih untuk berhubungan langsung dengan Tuhan. Pelatihan imannya tinggi. Sehingga, orang akan lebih jujur kepada diri sendiri. Bukankah seorang ilmuwan itu, yang paling penting adalah kejujuran pada ilmunya sendiri? Dalam pendidikan, seorang murid harus jujur, berani untuk tidakmenyontek. 
  •  Yang kedua, adalah keikhlasan. Coba perhatikan, orang kalau puasa itu kan ikhlas menunggu sampai bedug Maghrib baru makan atau minum. Di situ seseorang berikhlas- ikhlas, bertekun-tekun dalam ibadah. Manfaatnya dalam pendidikan, orang akan lebih punya daya tahan banting. Remaja yang puasanya kuat, semestinya belajarnya juga akan kuat. Dikasih paperlima, tidak mengeluh. 
  • Yang ketiga, puasa itu mendisiplinkan diri. Baik itu disiplin perasaan maupun pikiran. Yang saya maksud adalah disiplin internal. Ini akan menyelamatkan remaja dari, katakan saja, pergaulan bebas. 
  •   Yang keempat, ujung puasa itu adalah sabar. Sabar adalah tidak putus asa. Sifatnya lebih kenyal. Ibarat pelari, ia tidak menyerah untuk menempuh jarak jauh karena iapunya nafas yang panjang. Harap diingat, kesabaran merupakan sebuah kekuatan. Katakan saja, kekuatan untuk melihat realitas di depan mata. la menjadi pemaaf jika melihat hal yang tidak dikehendakinya.  
  •   Terakhir, puasa membuat orang tawakal. Batin seseorang akan lebih tenteram. Hatinya tidak gelisah. Dalam pendidikan, hal begini penting, karena akan membuat kita lebih mampu menghadapi gelombang. Seseorang akan lebih stabil. Contoh kasus, ada anak sopir melihat temannya ke sekolah dengan mobil mentereng. Dia akan bisa mengatakan dalam hati bahwa itu adalah keuntungan orang. Buntutnya, kecemburuan sosial jadi lebih kecil. 

Source : HAImagz